ISLAM AGAMAKU -1. Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908M) mengaku diutus Allah (sesudah Nabi Muhammad saw):
اِنَّا اَرْسَلْنَا اَحْمَدَ اِلَى قَوْمِهِ فَاَعْرَضُوْا وَقَالُوْا كَذَّابٌ اَشِرٌ
Sesungguhnya
Kami mengutus Ahmad kepada kaumnya, akan tetapi mereka berpaling dan
mereka berkata: seorang yang amat pendusta lagi sombong - (Tadzkirah,
halaman 385).
Bandingkan dengan ayat Al-Qur’an:
إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(1)
Sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah
kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih". (QS Nuh:
1).
Dalam Tadzkirah itu, Mirza Ghulam Ahmad
telah berdusta, mengatas namakan Allah telah mengutus Ahmad (yaitu Mirza
Ghulam Ahmad) kepada kaumnya. Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta,
mengangkat dirinya sebagai Rasul utusan Allah, disejajarkan dengan Nabi
Nuh as yang telah Allah utus. Hingga di ayat-ayat bikinan Mirza Ghulam
Ahmad dibuat juga seruan dusta atas nama Allah agar Mirza Ghulam Ahmad
membuat perahu.
2. Mirza Ghulam Ahmad mengaku diutus Allah untuk seluruh manusia (sesudah Nabi Muhammad saw):
قُلْ
اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْ نِىْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ –
وَقُلْ يَآاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّى رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
(352)
Artinya:”
“Katakanlah (wahai Ahmad): Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mengasihimu – dan katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu semua”. (Tadzkirah hal : 352)
Catatan dari LPPI (lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) Jakarta :
Ayat-ayat ini adalah rangkaian dari beberapa ayat suci Al-Qur’an, yaitu :
* Surat Ali Imran ayat 31
* Surat Al-A’raf ayat 158
Semua
ayat ini dibajak dengan perubahan, penambahan, dan pengurangan, lalu
dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”.
3. Ghulam Ahmad membajak ayat-ayat Al-Qur’an tentang Nabi Isa as namun dimaksudkan untuk diri Mirza.
وَ
لِنَجْعَلَهُ اَيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا وَكَانَ
اَمْرًامَقْضِيًّا – يَاعِيْسَى اِنِّى مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَىَّ
وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ
اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيُنَ كَفَرُوْا اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ –
ثُلَّةٌ مِنَ اْلاَوَّ لِيْنَ وَثُلَّةٌ مِنَ اْلآَخِرِيْنَ (396)
Artinya:
“Dan
agar Kami dapat menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai
rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan
- Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir
ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku dan mensucikanmu dari orang-orang
yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas
orang-orang yang kafir hingga hari kiamat - Yaitu Segolongan besar dari
orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar (pula) dari orang yang
kemudian”. (Tadzkirah hal : 396)
Catatan dari LPPI :
Ayat-ayat ini adalah rangkaian dari beberapa ayat suci Al-Qur’an, yaitu :
* Surat Maryam ayat 21
* Surat Ali Imran ayat 55
* Surat Al-Waqi’ah ayat 39-40
Semua
ayat ini dibajak dengan perubahan, penambahan, dan pengurangan, lalu
dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”.
4.
Ahmadiyah Memiliki Kitab Suci sendiri namanya Tadzkirah, yaitu kumpulan
wahyu suci (wahyu muqoddas). Mirza Ghulam Ahmad mengaku diberi wahyu
Allah:
اِنَّ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا- قُلْ اِنَّمَا اَناَ بَشَرٌ يُّوْحَى اِلَيَّ َانَّمَآ
اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ (245)
Artinya:
“Bahwasannya langit dan
bumi itu keduanya adalah sesuatu yang padu,kemudian Kami pisahkan antara
keduanya – katakanlah sesungguhnya aku (Ahmad) ini manusia, yang
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa”.
(Tadzkirah halaman : 245)
Ayat-ayat bikinan Mirza Ghulam Ahmad itu
dicomot dari sana-sini dengan mengadakan pengurangan dari ayat-ayat suci
Al-Qur’an, dan penyambungan yang semau-maunya yaitu :
* Surat Al-Anbiya’ ayat 30
* Surat Al-Kahfi ayat 110
{أَوَلَمْ يَرَالَّذِيْنَ كَفَرُوْآ أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا}
Artinya:
“Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan
bumi itu keduanya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya”. (Q.S. Al-Anbiya : 30)
{قُلْ اِنَّمَآ اَناَ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحَى اِلَيَّ أَ نَّمَآ اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ}
Artinya:
“Katakanlah:
“Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang
Esa”. (Q.S. Al-Kahfi : 110)
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan
maksud, pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab
Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”. Ketika ayat Al-Qur’an bicara qul
(katakanlah) di situ maksudnya adalam Nabi Muhammad saw. Sehingga
manusia yang diberi wahyu dalam ayat Al-Qur’an itu adalah Nabi Muhammad
saw. Namun secara licik, Mirza Ghulam Ahmad telah memlintir maksud ayat
Al-Qur’an itu ketika dia masukkan ke dalam apa yang dia klaim sebagai
wahyu untuk dirinya, maka manusia yang diberi wahyu itu adalah Mirza
Ghulam Ahmad. Ini jelas-jelas Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta atas
nama Allah swt, sekaligus menyelewengkan dan menodai kitab suci umat
Islam, Al-Qur’anul Karim, dengan cara keji.
5. Merusak Aqidah/ keyakinan Islam:
a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku bahwa Allah itu berasal dari Mirza Ghulam Ahmad
اَنْتَ مِنِّىْ وَاَناَ مِنْكَ
Kamu berasal dari-Ku dan Aku darimu. (Tadzkirah, halaman 436).
b. Mirza Ghulam Ahmad, mengaku berkedudukan sebagai anak Allah. Ini Allah dianggap punya anak:
اَ نْتَ مِنِّى بِمَنْزِلَةِ وَلَدِىْ
Kamu di di sisi-Ku pada ke-dudukan anak-Ku. (Tadzkirah halaman 636).
6.
Menganggap semua orang Islam yang tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad
sebagai Rasul adalah musuh. Kitab Tadzkirah halaman 402:
سَيَقُوْلُ الْعَدُوُّ لَسْتَ مُرْسَلاً
Musuh akan berkata: kamu (Mirza Ghulam Ahmad) bukanlah orang yang diutus (Rasul). (Tadzkirah halaman 402)
7. Selain golongannya maka dianggap kafir dan dilaknat.
Tadzkirah, halaman 748-749:
Laknat Allah ditimpakan atas orang yang kufur
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الَّذِىْ كَفَرَ
Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
Orang yang bersamamu dan orang yang disekitarmu di-berkahi.
بُوْرِكَ مَنْ مَّعَكَ وَمَنْ حَوْلَكَ.
8. Memutar balikkan ayat-ayat Al-Qur’an. Contohnya:
Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa - Dia itu tidak
masuk ke dalamnya (neraka), kecuali dengan rasa takut.
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ مَاكَانَ لَهُ اَنْ يَّدْخُلَ فِيْهَا اِلاَّ خَائِفًا
Di dalam Al-Qur’an, bunyi ayatnya:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ(1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ(2)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. (QS Al-Masad: 1, 2).
Ahmadiyah menodai Islam dan melanggar Undang-undang
Penodaan
terhadap Islam oleh Ahmadiyah dengan ayat-ayat palsu dari nabi palsu
tersebut jelas menodai Islam. Bahkan menjadikan pengikut Ahmadiyah itu
murtad. Sedang secara undang-undang jelas bertentangan dengan
undang-undang, di antaranya:
Undang-undang No.5 Th.1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama menyebutkan;
1.
Pasal 1: Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum
menceriterakan, menganjurkaan atau mengusahakan dukungan umum, untuk
melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau
melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan
keagamaan dari agama itu: penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari
pokok-pokok ajaran agama itu.
2. Pasal 4: Pada Kitab Undang–Undang
Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb.: PASAL 56 a:
Dipidana dengan Pidana penjara selama–lamanya lima tahun barang siapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan: a. yang pokoknya bersifat permusuhan. Penyalahgunaan atau
penodaan terhadap suatu agama di Indonesia. (hlm. 87-88).(eramuslim)
Home »
Artikel Islami
» Inilah Alasan Mengapa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan
Inilah Alasan Mengapa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar on Inilah Alasan Mengapa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan :
Posting Komentar